Yang terpikirkan setelah mendengar
kata drainase adalah sebuah system bangunan air yang mengalirkan air yang
berlebihan baik yang berasal dari hujan, rembesan, aktifitas rumah tangga dan
lain sebagainya. Secara umum system drainase adalah suatu bangunan yang saling
berhubung satu dengan lainnya, dari rumah satu dengan yang lainnya, dari
bangunan satu ke bangunan lainnya sehingga terbentuklah sebuah jaringan
pembuang air yang berhubung dari hulu
sampai ke hilir. Saat ini system drainase sangat vital bagi infrastuktur
perkotaan. Dan system manajemen lingkungan yang baik suatu kota pun dapat
dilihat dari kualitas system drainase yang ada. Adapun fungsi dari drainase perkotaan tersebut
antara lain :
1.
Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah
dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan
infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.
2.
Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat
secepatnya agar tidak membanjiri/ menggenangi kota yang dapat merusak selain
harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.
3.
Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
4.
Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.
Manajement Pengelolaan dan Fungsi
Pelayanan Sistem Drainase Perkotaan
Berdasarkan pembagian kewenangan pengelolaan dan fungsi pelayanan
untuk sistem drainase perkotaan menggunakan istilah sebagai berikut :
ü
Sistem Drainase Lokal (minor urban drainage)
Sistem
drainase lokal ( Minor ) adalah suatu jaringan sistem drainase yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial,
perkantoran dan kawasan industri, pasar dan kawasan parawisata. Sistem ini
melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase lokal
menjadi tanggungjawab masyarakat, pengembang atau instansi pada kawasan
masing-masing. ( lihat gambar 2.1 dan 2.2 )
ü Sistem
Drainase Utama ( Major Urban Drainage )
Sistem
Jaringan Utama ( Major Urban Draiange ) adalah sistem jaringan drinase yang
secara struktur terdiri dari saluran primer yang menampung aliran dari saluran
– saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran tersier.
Saluran tersier menampung aliran dari Daerah Alrannya masing-masing. Jaringan
Drainase Lokal dapat langsung mengalirkan alirannya ke saluran Primer, sekunder
maupun tersier. ( lihat gambar 2.1 dan 2.2 )
ü Pengendalian
Banjir (flood control)
Pengendalian
Banjir adalah upaya mengendalikan aliran permukaan dalam sungai maupun dalam
badan air yang lainnya agar tidak maluap serta limpas atau menggenagi daerah
perkotaan. Pengendalian banjir merupakan tanggung jawab
3 pemerintah Propinsi atau Pemerintah Pusat. Konstruksi /
Bangunan air pada sistem Flood Control antara lain berupa :
-Tanggul
-
Bangunan Bagi
-
Pintu Air
-
Saluran Flood Way
Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri
atas saluran primer, sekunder, tersier dst.
ü Sistem
Saluran Primer
Saluran
primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran
sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran
dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air.
ü Sistem
Saluran Sekunder
Saluran
terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran
tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer.
ü Sistem
Saluran Tersier
Saluran
drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan
rumah-rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan
perumahan.
Sampai dengan saat ini masih banyak metode-metode lama yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan mengenai drainase itu sendiri yaitu
dengan mengalirkan limpasan air permukaan ke badan air penerima yang paling
dekat yaitu seperti sungai, setu, danau, waduk dan laut. Akan tetapi seiring
berjalannya pembangunan dan semakin cepatnya proses pertumbuhan jumlah
penduduk, masalah baru pun timbul. Yaitu semakin langkanya air baku yang
dibutuhkan untuk air minum, mandi dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan muka
air tanah yang semakin menurun dan factor infiltrasi pun sulit dilakukan karena
tidak banyaknya lahan-lahan kosong. Oleh karena itu perlu diadakannya metode
baru untuk menyelesaikan permasalah mengenai drainase perkotaan dan ada upaya
untuk memperbaiki persediaan air baku dengan meresapkan air permukaan tersebut
kedalam tanah (konservasi air).