Pembangunan yang begitu pesat di Kecamatan Sawangan menyebabkan
berkurangnya daerah resapan, hal ini berdampak munurunnya muka air tanah yang
ada seiring suplai air yang masuk kedalam tanah berkurang. Selain itu, PAM dan
instansi penyedia air bersih didaerah ini pun belum tersedia, semua kebutuhan
akan air bersih masih bergantung terhadap air tanah. Maka apabila muka air
tanah berkurang kekurangan air bersih pun tak bisa dihindarkan. Oleh karena itu
perlu adanya upaya khusus untuk dapat mencegah terjadinya kekeringan atau
kelangkaan air bersih di Kecamatan Sawangan. Salah satu alternative solusinya
adalah membangun bangunan ABSAH, salah
satu metode penyedia air bersih dengan menggunakan air hujan sebagai sumber
mata airnya lalu disaring dengan media akuifer buatan yang menyerupai
penyaringan mineral seperti didalam tanah. Akuiver Buatan Simpanan Air Hujan
(ABSAH) dibuat persegi panjang yang tertutup dibawah tanah dengan ukuran
panjang 4 meter dan lebar 4 meter, dengan dalam 1,5 meter. Buat dinding disemua
sisi dengan menggunakan bata merah dan lapisi alasnya dengan menggunakan plat
beton, lalu buat sekat pemisah untuk proses pengambilan air dan masukan bahan
akuiver buatan seperti krikil, pasir, hancuran bata merah, batu gamping,
bantalan pasir, ijuk dan arang. Lalu buat pipa penyalur air hujan dari talang
sehingga air tersebut mengalir ke bak ABSAH dan masuk kedalam sekat-sekat /
bahan-bahan akuiver buatan secara perlahan agar penyaringan air dapat berjalan
sempuna dan air hasil penyaringan dapat digunakan dengan cara mengambil dengan
ember ataupun dengan pembuatan pompa. Akan tetapi haruslah ditelaah terlebih
dahulu mengenai air hujan yang jatuh disekitar baik intensitas curah hujannya
ataupun PH air nya serta jumlah volume bak penampung apakah sesuai dengan
volume kebutuhan warga sekitar ABSAH tersebut.
Kata
Kunci : ABSAH, Akuifer Buatan, Sawangan, Air Hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar