In
ancient times, there is a princess in West Java named Dayang Sumbi. She had a
son named Sangkuriang.
Sangkuriang
was a boy who liked to hunt and when hunting, he was always accompanied by his
dog named Tumang. Despite a Dog, Tumang actually an incarnation of the god and
the father of Sangkuriang.
One
day, he got mad at Tumang for not pursuing the animals. Because of so angry, he
then expelled Tumang so the dog went into the woods.
He
then returned to the palace and told the incident to her mother. Dayang Sumbi
was so angry and hit his head. Sangkuriang then disappointed and he decided to
wander.
After
hitting Sangkuriang, Dayang Sumbi felt so sorry and she always prayed and
meditated to get forgiveness from God. One day, God gave a gift because she was
so diligent in praying. The prize is a timeless beauty that would make Sumbi
Dayang becoming young forever.
After
wandering for a dozen years, Sangkuriang returned home. When he reached the
kingdom, all had changed. He did not know what was happening. One day, he met a
girl who was so beautiful. The girl was actually a Sumbi Dayang, his own
mother.
Sangkurian
fell in love with the girl and then proposed her. Because of the handsomeness
that was owned by Sangkuriang, then Dayang Sumbi also fell in love. One day,
Sangkuriang want to hunt and he asked Dayang Sumbi to fix the headband.
However, Dayang Sumbi surprised that her future husband had a head injury.
Dayang Sumbi then realized that was the same injury as her son who wandered
away. She then noticed Sangkuriang face, and she was more surprised to realize
that her husband was Sangkuriang, her own son.
After
those happenings, she immediately looked for ways to thwart the plan of making
a proposal. She then proposed two requirements to Sangkuriang. First,
Sangkuriang should stem the Citarum River. Secondly, she asked Sangkuriang to
make a big canoe to cross the river. Both of those conditions should be
finished before sunrise.
At
night, Sangkuriang asked for help to spirit creatures to complete all the work.
Dayang Sumbi secretly peeked at the job. Once the work was almost complete,
Dayang Sumbi ordered his forces to hold a very long red carpet to the east of
the city.
The
carpet made the light became red and Sangkuriang thought that the sun had
risen. He stopped his work and was very upset because all could not meet the
requirements posed by Dayang Sumbi. Using his strength, Sangkuriang broke the
dam and the city became flooding. His big canoe then crashed upside down and
changed into a mountain named, Tangkuban Perahu.
Artinya…
Pada
zaman dahulu, ada seorang puteri Raja di Jawa Barat yang bernama Dayang Sumbi.
Ia mempunyai seorang putera yang bernama Sangkuriang.
Sangkuriang
adalah seorang anak yang gemar berburu dan ketika berburu, ia selalu ditemani
oleh anjing kesayangannya yaitu Tumang. Meskipun seekor Anjing, Tumang
sebenarnya adalah titisan dewa dan bapak Sangkuriang.
Pada
suatu hari, ia marah kepada Tumang karena tidak mau mengejar hewan buruan.
Karena begitu marah, ia kemudian mengusir Tumang sehingga anjing tersebut pergi
ke dalam hutan.
Ia
kemudian kembali ke istana dan menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya.
Dayang Sumbi begitu marah dan memukul kepala Sangkuriang hingga terluka.
Sangkuriang kemudian kecewa dan ia pergi mengembara.
Setelah
memukul Sangkuriang, Dayang Sumbi merasa menyesal dan ia selalu berdoa serta
bertapa untuk mendapatkan ampunan dari Dewa. Pada suatu hari, Dewa memberikan
sebuah hadiah karena ia begitu rajin berdoa. Hadiah tersebut adalah kecantikan
abadi sehingga Dayang Sumbi akan muda selamanya.
Setelah
mengembara selama belasan tahun, Sangkuriang pulang ke kampung halamannya.
Ketika sampai di kerajaannya, ternyata semua sudah berubah. Ia tidak mengetahui
apa yang terjadi. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis kerajaan yang
begitu cantik. Gadis tersebut sebenarnya adalah Dayang Sumbi, ibunya sendiri.
Sangkurian
jatuh cinta kepada gadis tersebut dan kemudian melamarnya. Karena ketampanan
yang dimiliki oleh Sangkuriang, maka Dayang Sumbi juga jatuh cinta. Pada suatu
hari, Sangkuriang ingin berburu dan ia meminta Dayang Sumbi untuk membenahi
ikat kepalanya. Tetapi, Dayang Sumbi terkejut karena calon suaminya mempunyai
luka di kepala. Dayang Sumbi kemudian menyadari bahwa luka tersebut sama dengan
luka anaknya yang pergi merantau. Ia kemudian memperhatikan wajah Sangkuriang,
dan ia semakin terkejut karena menyadari bahwa calon suaminya adalah
Sangkuriang, anaknya sendiri.
Setelah
semua kejadian itu, ia segera mencari berbagai cara untuk menggagalkan rencana
peminangan. Ia kemudian mengajukan dua syarat kepada Sangkuriang. Pertama,
Sangkuriang harus membendung sungai citarum. Kedua, ia meminta Sangkuriang
untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberangi sungai tersebut. Kedua
syarat tersebut harus dipenuhi sebelum matahari terbit.
Pada
malam hari, Sangkuriang meminta bantuan mahkluk-mahkluk gaib untuk
menyelesaikan semua pekerjaannya. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip
pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi
memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur
kota.
Karpet
tersebut membuat cahaya menjadi merah dan Sangkuriang mengira bahwa matahari
sudah terbit. Ia menghentikan pekerjaannya dan sangat marah karena tidak dapat
memenuhi syarat yang diajukan oleh Dayang Sumbi. Menggunakan kekuatannya,
Sangkuriang menjebol bendungan dan terjadi banjir besar di seluruh kota. Sampan
besar yang telah dibuatnya kemudian jatuh terbalik menjadi sebuah gunung yang
bernama, Tangkuban Perahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar